BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Pembangunan Jangka Panjang
II, pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan, yaitu program belajar 9 tahun
sebagai pendidikan dasar mulai dari SD (Sekolah Dasar) sampai Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Dengan kebijakan tersebut pemerintah telah berusahamendirikan berbagai
sekolah yang di dukung oleh pihak swasta internasional, di seluruh pelosok
tanah air, sehingga dapat memberikan kesempatan pada anak didik mengembangkan
dirinya semaksimal sesuai potensi yang di miliki, selain itu pengetahuan dan ketrampilan
dari sikap guru dapat memberikan laporan dan bimbingan kepada siswa sangatlah
diperlukan dalam rangka pengembangan siswa tersebut.
Dengan
layanan bimbingan siswa ini sangat di harapkan si anak didik bisa berkembang
dengan potensi yang di miliki karena itu, layanan bimbingan siswa diharapkan :
1.
Anak-anak yang potensinya rendah bukan berarti mereka
bodoh tetapi mungkin mengalami kesulitan baik yang mereka sadari maupun tidak,
baik secara psikologis, sosiologis, atau fisiologis.
2.
perbedaan andividu siswa yang menyebebkan prestasi
belajar antara yang sati dan yang lain berbeda, secara umum perbedaan itu ada
3, yaitu :
1.
Siswa yang tergolong kemampuan tinggi
2.
Siswa yang tergolong kemampuan sedang.
3.
Siswa yang tergolong kemampun rendah.
Kenyataan sehari-hari membuktikan bahwa sebagian siswa
yang bermasalah adalah siswa yang berkemampuan rendah, kemungkinan juga yang
berkamampuan sedang dan tinggi juga membutuhkan bantuan dalam menghadapi
masalah. Bantuan di lakukan dalam proses belajar maupun dalam proses belajar
secara cepat.
B. Pengertian
dan Tujuan
1. Pengertian
Layanan bimbingan
siswa dapat di artikan sebagai semua usaha yang di lakukan untuk memahami dan
menetapkan siswa yang mempunyai kasus. Hasil semua usaha tersebut daharapkan
dapat di pakai sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan jalan keluar atas
kasus yang di alami siswa.
Kasus
(masalah) inilah yang menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam belajar, yaitu
suatu kondisi dalam kegiatan belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Kesulitan
itu mempunyai arti luas dan kedalamanya berbeda-beda termasuk lambat belajar,
gangguan mental dansebagainya. Layanan bimbingan inilah merupakan suatu bentuk
usaha mengatasi baik yang bersifat pencegah ataupun benyembuhan.
2. Tujuan
Tujuan layanan bimbingan siswa
adalah:
1.
Untuk mengenal keadan pribadi murid siswa yang di
anggap mempunyai masalah tertentu.
2.
Untuk mempunyai dan menetapkan jenis, sifat kesulitan
belajar, factor penyebabnya, serta cara-cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan
mengatasinya. Baik scara prefentif maupun kuantif berdasarkan data dan
informasi yang lengkap dan seobyektif mungkin.
3.
Pentingnya layanan bimbingan siswa untuk mencapai
prestasi siswa secara maksimal maka perlu bimbingan yang terarah dari guru
pembimbing karena :
a. Banyaknya masalah yang ada pada siswa, tetapi
siswa tidak menyadari dengan masalah tersebut sehingga perkembangan dirinya
terganggu. Dengan adanya layanan bimbinganini diharapkan mampu membantu siswa
agar dapat berkembang secara maksimal sesuai yang ada pada diri guru
pembimbing, maka akan lebih mengenal pribadi setiap siswa yang bermasalah
maupun yang tidak bermasalah dan akan lebih mengharabkan hubungan guru dan
siswanya, serta guru dan orang tua murid.
C. Sistem Penulisan
1. Tujuan membuat studi kasus
1.
Untuk mengenal keadaanatau pribadi murid yang dianggap
mempunyai masalah.
2.
Untuk mengadakan diagnosa dan interprestasi tentang
perbuatan dan tingkah laku murid sesuai dengan kasusnya.
3.
Hasil dan butir satu dan dua tersebut di harapkan dapat
di pakai sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan jalan keluar bagi kasus
atau masalah yang di alami oleh siswa.
2. Petunjuk umum
1.
Obyek akan merupakan bahan penulisan studi kasus
tercantum.
2.
Pembuatan studi kasus harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
2.1
Diketik dengan jarak 2 (dua spasi) pada kertas quarto.
2.2
Dibuat rangkap 4 (empat), 2 exemplar untuk STAID, 1
exemplar untuk sekolah tempat KKPL, 1 exemplar untuk mahasiswa.
2.3
Studi kasus syah jika ada tanda tangan guru pamong.
2.4
Sebaiknya isi studi kasus sebelum di ketik di
konsultasikan dulu dengan guru pamong.
2.5
Hasil studi kasus di sampul dengan kertas karton dengan
tulisan harus di cetak dengan warna karton sesuai dengan benda fakultas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Kasus
Tujuanya
adalah menemukan murid yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan
memerlukan bantuan. Metode dan tehnik yang di gunakan adalah analisa
documenter.
Dari data pengambilan data dari nilai tes prestasi kelas cawu 1 2008/1009
dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Nilai seluruh bidang studi :
No
|
Mata Pelajaran
|
Nilai
|
Nilai Rata-rata
|
1
|
Bahasa Indonesia
|
7
|
|
2
|
Biologi
|
6
|
|
3
|
PPKn
|
7
|
|
4
|
TIK
|
6
|
|
5
|
Quran Hadits
|
6
|
|
6
|
Matematika
|
6
|
|
7
|
Fisika
|
6
|
|
8
|
Bahasa Inggris
|
6
|
|
9
|
Sejarah
|
7
|
|
10
|
Aqidah Akhlak
|
6
|
|
11
|
Bimbingan Konseling
|
7
|
|
12
|
Aswaja dank e-Nu-an
|
7
|
|
13
|
Kertakes
|
6
|
|
14
|
Penjaskes
|
6
|
|
15
|
Geodrafi
|
7
|
|
16
|
Ekonomi
|
6
|
|
17
|
|||
18
|
|||
19
|
|||
20
|
1. Kesimpulan awal
Siswa
tersebut diperkirakan sering mengalami gangguan dan kesulitan,
sehingga
perlu mendapat perhatian khusus.
Perhatin
tersebut bisa dari orang tua siswa, guru pembimbing maupun wali kelasnya.
Sehingga dari kerja sama tersebut diharapkan dapat membantu semua kesulitan dan
kendala yang di hadapi oleh siswa yang bersangkutan.
B. Penentuan
khusus
Pembuatan
studi kasus untuk mahasiswa pratikum harus mencakup unsur-unsur berikut :
1. Identitas siswa SMP Darussalam 45
1.1
Nama :
Tugiono
1.2
Tempat, Tgl. Lahir :
Blitar, 31 April 1994
1.3
Alamat Rumah :
Mbening-Srengat-Blitar
1.4
Jenis Kelamin :
Laki-laki
1.5
Jumlah Saudara :
3 (tiga)
1.6
Anak ke :
1 (pertama)
1.7
Agama :
Islam
1.8
Tinggi Badan :
160 cm
1.9
Berat Badan :
48 kg
1.10Kesehatan
1.10.1
Penglihatan :
normal
1.10.2
Pendengaran :
normal
1.10.3
Pengucapan :
normal
1.11Cita-cita :
1.12Kegemaran (hobi) : Sepak Bola
2.
Identitas orang tua siswa SMP Darussalam 45
2.1
Nama Ayah :
Bejan
2.2
Tempat, Tgl. Lahir :
Blitar, 11 Pebruari 1969
2.3
Agama :
Islam
2.4
Alamat :
Mbening-Srengat-Blitar
2.5
Pekerjaan : Buruh Tani
2.6
Pendidikan Akhir : SD
2.7
Nama Ibu : Samilah
2.8
Tempat, Tgl Lahir :
Blitar, 17 April 1973
2.9
Agama :
Islam
2.10Alamat : Mbening-Srengat-Blitar
2.11Pekerjaan : Buruh Tani
2.12Pendidikan Akhir : SD
3. Pernyataan-Pernyataan
3.1 Apakah anak
bapak/ibu belajar setiap hari?
Jawab
: kadang-kadang saja (bila hujan)
3.2
Kapan waktu biasanya anak belajar?
Jawab :
setelah sholat isya’ / kadang tidak
3.3
Apakah bapak/ibu menemani ketika anak belajar?
Jawab : tidak
3.4
Apakah anak punya belajar sendiri misalnya les?
Jawab :
pernah tapi sebentar
3.5
Pelajaran apa yang anak sukai?
Jawab :
Aswaja, Aqidah, Bahasa Indonesia
3.6
Pelajaran apa yang kurang di sukai anak?
Jawab :
Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Matematika
3.7
Bagaimana prestasi anak sekarang?
Jawab :
Sedang-sedang
3.8 Apakah bapak/ibu belajar mengaji di madrasah?
Jawab : iya,
tapi jarang masuk karena kluyuran
3.9 Kapan
waktunya anak bapak belajar mengaji?
Jawab :
biasanya setelah magrib
3.10 Apakah kegiatan anak sepulang sekolah?
Jawab :
merumput, mencari makan ternak kambing
3.11 Apakah
nonton televise memiliki pengaruh terhadap anak?
Jawab : iya kadang menirukan
bahasa yang sering dipakai oleh pemain/artis di TV
3.12 Apakah
Bapak/Ibu pernah membatasi tontonan yang layak konsumsi dan yang tidak layak
pada anak?
Jawab :
iya, kadang-kadang.
3.13 Jam berapa anak biasanya tidur tiap hari?
Jawab :
Jam 22.00 WIB ( jam sepuluh malam )
3.14 Apakah anak pernah sakit berat?
Jawab :
pernah
3.15 Sakit apa?
Jawab :
sakit tipus dan sesak napas
3.16 Apakah anak makan (sarapan) sebelum berangkat
sekoloah?
Jawab :
iya, sarapan.
3.17 Dibanding saudaranya bagaimana perkembangan anak
tersebut?
Jawab :
biasa saja tidak berbeda
3.18 Apakah anak membawa bekal ( uang saku ) ke
sekolah?
Jawab :
iya, membawa sedikit
3.19 Berapa uang saku anak?
Jawab :
Rp 2000,-
3.20 Apakah anak Bapak suka bermain ( rekreasi ) dengan
temannya?
Jawab :
iya, suka sekali.
4.
Hasil Pengumpulan Data
4.1 Jarak rumah ke sekolah : 2,5 kilometer
4.2
Kendaraan untuk sekolah : sepeda
4.3
Komposisi keluarga
4.3.1 Jumlah saudara : 2 orang
4.3.2 Anak yang ke : 1 ( pertama
4.4 Keadaan jasmani
4.4.1 Keadaan mata : normal
4.4.2 Keadaan telinga : normal
4.4.3 Keadaan perawakan : sedang
4.4.4 Jeadaan jasmani : normal
4.4.5 Penyakit kambuhan : sesak napas
4.5 Riwayat Pendidikan murid
4.5.1 Umur masuk sekolah si SMP
Darussalam 45 : 14 tahun
4.5.2 Lamanya sekolah di SD/MI : 6 tahun
4.5.3 Nilai untuk mata pelajaran ( tiap
mata pelajaran )
4.5.3.1 Baik diatas rata-rata
Bahasa Indonesia, Sejarah, Aswaja dank
e-NU-an, BK
4.5.3.2 Kurang ( dibawah rata-rata )
Biologi,
TIK, Qur an Hadist, Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Aqidah, Penjaskes.
4.5.3.3 Komentar guru mata
pelajaran
Anak
perlu motivasi belajar diberbagai pihak, karena masih
Banyak
nilai di bawah rata-rata.
4.6 Sikap dan relasi sosial murid
4.6.1 Sikap terhadap guru : baik
4.6.2 Sikap terhadap teman : baik
4.6.3 Sikap terhadap orang tua : baik
4.6.4 Sikap terhadap masyarakat : baik
4.7 Komentar-komentar
4.7.1 Komentar guru terhadap tingkah laku
siswa
Anak masih bisa dibimbing untuk
lebih baik.
4.7.2 Komentar orang tua terhadap tingkah
laku anak
Anaknya rajin bekerja tetapi
masih suka keluyuran
4.7.3 Komentar teman-teman terhadap
tingkah laku anak
Anaknya baik, tidak banyak
tingkah.
4.7.4 Kelebihan-kelebihan dalam relasi
sosial
Anak supel, suka bergaul dan
banyak teman
4.7.5 Keterbatasan-keterbatasan dalam
relasi sosial
Kepada orang yang belum dikenal
suka cari perhatian
5. Gambaran menyeluruh tentang diri siswa
Kesimpulan jenis masalah
yang tampak
|
Penyebab
masalah
|
Saran pemecahan masalah
|
||
Murid
|
Guru
|
Orang tua
|
||
- Kurang bisa mencerna
Dan
menerima pelajaran yang disampaikan guru
- Sulit menerima pesan atau
sering mengabaikan pesan dari guru.
- Mengalami keterbatasan
berfikir.
- Agresif (agak suka mencari
perhatin teman dan guru
- Anak sering mangntuk dikelas.
|
- Kurangnya dukungan dan perhatin dari orang tua.
- Kesadaran untuk maju dan berlatih dari diri
sendiri masih kurang.
- Faktor ekonomi punya andil besar terhadap belajar
siswa yang kurang berkembang
|
- Siswa perlu meningkatkankesadaran sendiri untuk
bisa belajar lebih giat demi masa depannya.
- Membatasi cara bergaul yang berlebihan
dengan tidak sering-sering keluar rumah dan bermain.
- Menyeimbangkan waktu bermain, bekerja dan
belajar
|
-
Hendaknya tidak bosan-bosan memberikan wejangan dqan nasehat yang bermanfaat
untuk siswa.
-
Memberikan perhatian khusus pada setiap tugas-tugas yang diberikan pada
siswa.
-
Memberikan waktu luang jika anak sedang membutuhkan bimbingan, baik waktu di
sekolah maupun diluar sekolah (rumah)
-
Menghubungi dan berkonsultasi dengan orang tua siswa untuk sama-sama motivasi
dan semangat belajar.
|
-
Hendaknya memberikan waktu luang untuk menanyakan apakah anak sudah belajar
apa belum?
-
Menyediakan sarana dan prasarana yang bisa mendukung belajar anak.
-
Memantau dan mengontrol pergaulan anak ketika dirumah.
-
Memberikan nasehat dan wejangan yangpositif pada anak agar giat belajar.
-
Tidak memaksakan anak untuk bekerja jika anak sedang lelah atau saat belajar.
|
~ Saran-saran bagi orang tua :
Untuk
anak seperti Tugiono, Dia perlu pendampingan dan perhaian khusus untuk meningkatkan desadaran belajar yang masih
ketinggalan. Dia anak yang rajin bekerja tetapi hendaknya harus diimbangi
dengan pengunaan waktu belajar yang baik sehinga nantinya tidak ketingalan cara
belajarnya dari teman-teman lainnya untuk itu mohon kepada orang tuanya untuk
mulai memberikan waktu luang dengan cara selalu meningatkan anak pada jam
dimana ia harus belajar.
~ Saran-saran bagi sekolah
Untuk
guru mata pelajaran khususnya, hendaknya senantiasa mendampingi memberisemangat
dan dukingan secara rutin serta pujian dari hasil karya yang bisa anak buat dan
capai, serta secara terus menerus mengingatkan anak untuk terus rajin belajar
memberitahukan mengenai fungsi dan pentingnya belajar. Dan bagi sekolah pada
umumnya, fasilitas dan prasarana yang memadai perlu ditingkatkan untuk terus
mendukung cara belajar siswa yang aktif dan kreatif.
C. Diagnosa
Tujuannya adalah ingin mengetahui dan
untuk memperolah informasi tentang letak kesulitan dan latar belakang kesulitan yang
dialami siswa.
Metode yang digunakan dlam diagnosa adlah
analisa documenter, wawancara, penemuan kasus dan observasi. Berdasarkan dari
hasil data yang diperoleh, maka dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Letak kesulitan siswa
-
Si kasus mengalami kesulitasn dalam ilmu pelajaran Bahasa (Bahasa Inggris dan
Bahasa Jawa)
- Si kasus mengalami kesulitan dalam menghafal mata
pelajaran Bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa)
- Si kasus mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan
soal-soal.
2. Jenis kesulitan siswa
- Si kasus sulit menerima/mencerna materi yang
disampaikan.
- Sering mengabaikan/lupa pesan yang disampaikan.
- Lamban berfikir dan memahami materi.
3. Latar belakang kesulitan siswa
- Kesulitan tau kelemahan dalam pelajaran karena si
kasus mengalami daya ingat yang kurang peka.
- Kesulitan atau kelemahan dalam pelajaran karena
motivasi dari orang tua kurang.
- Kurangnya kesadaran dari diri sendiri untuk belajar.
- Kesulitan atau kelemahan dalam pelajaran karena
kurangnya kerja kelompok dalam belajar.
D. Diagnosa
Tujuannya
adalah untuk menentukan sebanyak mungkin pemecahan masalah yang dimaksud pada
diagnosa. Pemecahan sebuah masalah sangat penting agar tidak terjadi
keterlambatan dalam kegiatan belajar mengajar(KBM) sehingga kegiatan dan tujuan
pendidikan bisa berjalan efektif dan efisien.
Dari letak
kesulitan siswa, jenis kesulitan siswa serta latar belakang kesulitan siswa
dapat diambil pemecahan masalahnya.
1.
Letak kesulitan siswa bisa diberi alternative yaitu:
1.1
Bisa menyampaikan materi dengan cara diulang beberapa
kali atau diambil inti dari materi secara jelas.
1.2
Memberikan cara-caara penulisan yang benar dan mudah
serta cara membaca yang baik.
1.3
Memberikan soal yang mudah ke yang sedang sesuai
kebutuhan.
1.4
Memberikan cara atau tehnik menyelesaikan dan memahami
soal-soal yangdiberikan
- Jenis kesulitan siswa bisa diberi pemecahan:
2.1
Menyampaikan pesan kepada anak ketika kondisi anak
sedang tenang.
2.2
Mendekati siswa dengan mengingatkan materi yang tidak
bisa dimengerti secara berulang-ulang.
2.3
Untuk yang lamban dan sulit berfikir hendaknya tidak
memberi paksaan tetapi disesuaikan dengan kesulitan anak.
2.4
Menanyakan kesulitan secara terus-menerus pada saat
anak sedang gelisah.
- Pada latar belakang kesulitan siswa dengan pemecahan:
3.1
Kesulitan dan kelemahan dlam pelajaran Bahasa (Bahasa
Inggris dan Bahasa Jawa) yaitu hafalannya kurang.
3.1.1
Untuk kesulitan ini, pada pelajaran yang kurang
diminati, maka secara berulang-ulang menyampaikan tehnik menghafal kosa kata
dengan sedikit demi sedikit tanpa paksaan.
3.2
Kesulitan atau kelemahan dalam pelajaran karena
kurangnya motivasi dari orang tua.
3.2.1
Mengadana pertemuan dengan orang tua tentang pentingnya
motivasi belajar pada anak.
3.2.2
Penyuluhan terhadap
orang tua tentan perlunya arahan dan bantuan dari orang tua kepada anak.
3.2.3
Menyempatkan waktu menemani anak ketika belajar di
rumah.
3.2.4
Meluangkan waktu untuk memeriksa tugas dan hasil
belajar anak.
E. Pemberian Bantuan
Tujuannya adalah memberikan
bantuan kepada siswa agar dapat mengatasi kesulitan belajar yang optimal dan penyesuaian
yang sehat. Tahap ini merupakan tindak lanjut dari keputusan atau tehnik yang
diambil dari langkah prognosa.
Pemberian
bantuan senantiasa dilakukan secara terus-menerus dan diadakan pencatatan yang
tepat sehingga siswa yang bersangkutan diperkirakan sampai berhasil menuntaskan
masalahnya.
Siswa tersebut masih bisa
ditolong untuk mengatasi masalah dengan berbagai jalan yang dapat ditempuh oleh
berbagai pihak:
- Guru bidang study pada setiap kali dalam proses belajar mengajar.
- Guru wali kelas sebagai pembimbing baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
- Orang tua merid untu selalu meluangkan waktu bersama anak dan selalu memotivasi pada saat belajar.
- Teman-teman sekolahnya dan saat belajar kelompok.
- Pamong desa untuk selalu mendukung dan memotivasi warganya untuk bersekolah.
F. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah untuk
mengetahui keberhasilan diagnosa kesulitan belajar dan usaha bantuan yang
diberikan. Metode yang digunakan adalah wawancara, analisa, documenter yang
diperoleh maka dapatdisimpulkan bahwa:
- Kesadaran orang tua memotivasi belajar meningkat.
- Keaktifan dlalam kelas meningkat.
- Kecenderungan untuk selalu belajar meningkat.
- Adanya pembentukan kelompok belajar untuk menghadapi ujian.
- Suasana kelas menjadi tenang dan menyenangkan.
- Hubungan guru dan siswa semakin harmonis dan akrab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa
yang diperoleh, banyak masalah yang dihadapi siswa. Baik yang ia sadari secara
psikologis maupun sosiologis. Masalah yang dihadapi siswa antara lain yaitu
kurangnya kesempatan belajar, kurangnya motivasi dan minat belajar, tingkat
kecerdasan yang rendah serta kurangnya fasilitas belajar. Walaupun demikian
berkat bimbingan yang diberikan maka keaktifan, kedisiplinan dan prestasi anak
dalam sekolah lebih ditingkatkan.
Untuk menghadapi kasus seperti
itu, hendaknya banyak melibatkan berbagai pihak yang sangat menentukan keberhasilan
layanan bimbi8ngan siswa yang diberikan oleh guru, wali kelas, orang tua,
teman-teman sekelas siswa sendiri maupun tokoh masyarakat setempat. Yang paling
dominant adalah guru yang setiap kali masuk ke dalam proses belajar mengajar.
B.Saran-Saran
Layanan bimbingan siswa
merupakan salah satu jalan yang tepat untuk membantu siswa. Maka dari itu guru
wali kelas dapat menggunakan berbagai usaha untu memberikan bantuan kepada
siswanya.
Sekolah sebagai salah satu
bentuk pendidikan yang tidak terlepas dari bentuk pendidikan lainnya. Maka dari
itu kerja sama orang tua, masyarakat dan sekolah tidak terlepas dalam usaha memberikan
layanan bimbingan kepada siswa.
KEPUSTAKAAN
§
Arifin, H.M dan Etik kartikawati Bimbingan dan Konseling
§
Dirjen PPL dan KKPL Lembaga penerbit STAI
Diponegoro Tulungagung, Tulungagung 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar