Rabu, 19 Oktober 2016

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PERSETUJUAN


            Naskah Proposal Pengajuan Skripsi yang disusun oleh SITI KHALIMAH, NIM: 200880010186 , Tahun 2010, dengan judul “Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Darul Ulum Kandangan Srengat Blitar” telah dianggap memenuhi syarat untuk mengadakan penelitian dan mendapat surat pengantar penelitian dari Ketua STAI Diponegoro Tulungagung.





                                                                                               
                                                                                    Tulungagung,     Januari 2010
                                                                                                Disetujui Oleh
                                                                                                Pembimbing



                                                                                    Drs. ASYROF SYAFI’I, M.Ag.


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                      
A. LATAR BELAKANG
            Krisis multidimensi yang telah memporak-porandakan segala sendi kehidupan bangsa, mendorong segenap lapisan masyarakat sibuk perupaya memperbaikinya.[1] Dalam hal ini menunjukkan bahwa bangsa indonesia adalah belum cerdas, karena yang dinamakan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang survive di dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kenyataannya adalah dewasa ini bangsa Indonesia badai krisis, baik itu krisis ekonomi, hokum, budaya dan moral dan tidak dapat diangkat juga di dalam bidang pendidikan.
Memang pendidikan tidak terlepas dari kehidupan politik, ekonomi, hukum dan kebudayaan dan kebudayaan itu sendiri berkembang karena pendidikan. Maka dari itu, yang paling menonjol pada masa krisis ada 2 yaitu:
1.   Bahwa pendidikan terlepas dari keseluruhan hidup manusia di dalam segala aspeknya yaitu politik, ekonomi, hukum dan budaya.
2.   Krisis yang dialami oleh bangsa Indonesis dewasa ini merupakan pula refleksi dan krisis pendidikan nasional,[2] maka dari itu masyarakat pendidikan tidak mau ketinggalan, bahkan tampil di garda depan, dalam mengatasi krisis tersebut.
Karena memang diawali abad 21 ini prestasi pendidikan di Indonesia tertinggal jika dilihat dari indeks SDM, mengidentifikasi pendidikan di Indonesia kian tahun kian menurun, dan lambatnya Indonesia bangkit dari keterpurukan ekonomi.[3]

Dari pandangan itu setidaknya merefleksikan beberapa factor penting yang mendasari pentingnya reformasi pendidikan yaitu:[4]
1.   Perkembangan perekonomian dunia yang membuka akses pasa global yang semuanya itu merupakan peluang juga ancaman yang harus dihadapi dengan kesiapan kualitas SDM kompetitif.
2.   Perubahan dunia yang sangat cepat dan para siswa harus dipersiapkan untuk menghadapi berbagai perubahan tersebut tidak hanya apek komunikasi tapi juga kemampuan penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan tersebut.
3.   Perubahan ekonomi juga semakin mengglobal, berbagai perusahaan besar di Amerika/Jepang. Misalnya, memiliki kantor-kantor perwakilan di berbagai negara melalui kerjasama investasi bersama pengusaha lokal masing-masing kenyataan yang tidak mungkin dihindari.
Maka dari itu semua pihak yang terlibat dalam pendidikan hendaknya tidak boleh hanyut dalamaktifitas yang profokatif dan saling menyalahkan, tapi hendaknya dijadikan media introspeksi diri , sanubari, berupaya mencari alternative solusinya, dan saran dari Dr. Komarudin Hidayat, mengingatkan bahwa usia sekolah adalah usia yang tidak bisa ditunda-tunda, jika pihak sekolah tidak merespon masalah ini denga baik, dikhawatirkan benih-benih unggul akan mati ditangan guru dan sekolah, karena ternyata anak-anak yang dikirim ke sekoah ternyata pintar berkembang, tapi yang terjadi adalah proses pembodohan sekolah telah mencetak bonsai-bonsai atau menjadi alat pengerdil, anak-anak di desain untuk diseragamkan yang menyumbat kreatifitas mereka semua,[5] sehingga tidak mengherankan, kalau pendidikan Indonesia mengingkari kebinekaan[6] yang akhirnya tidak mengherankan kalau Indonesia mengalami krisis moral juga, yang akhirnya terlibat dengan adanya para pelajar yang semakin tidak cerdas, tapi malah beringas dan brutal, tawuran pelajar di mana-mana serta banyak sekali penyalah gunaan narkoba.[7]
Dan salah satu penyangga moral ini adalah pendidikan agama, dan pertanyaan kemudian adalah “ apakah para siswa itu tidak diberi pelajaran agama?” sebetulnya mereka juga diberi pelajaran agama tapi ternyata model pengajaran yang dipakai ini kurang tepat, karena selama ini pengajaran IslamAl Qur’an Hadits menggunakan hafalan dan metode ceramah artinya pembelajaran menjadi satu arah, yang akhirnya timbul pemasungan kreatifitas anak dan timbul faham bahwa gurulah yang paling berkuasa dalam kelas (pendidikan gaya anak).[8] Akibatnya pendidikan agama Islam kurang bisa memberi pengaruh yang berarti pada kehidupan sehari-hari siswa-siswinya, dan akhirnya semakin meluas saja krisis moral ini pada anak-anak bangsa,[9] para pakar berpendapat kekeliruan pendidikan di Indonesia terletak pada kurikulumnya.
Maka dari itu Balai Litbang Depdiknas maupun Puskur Depdiknas, saling berlomba membuat kurikulum menghasilkan KBK,[10] Kurikulum ini menetapkan apa yang diharapkan dapat dicapai siswa pada kemampuan intelektual, tapi bagaimana pengetahuan itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalm kehidupan.[11]
Dan untuk kurikulum Al Qur’an Hadits, Kepala Balitbang Depdiknas mengeluarkan KBK untuk PAI, dengan ditandai:
1.    Menitik beratkan pada kompetensi dari pada materi.
2.    Memberikan kebebasan yang luas pada pelaksanaan proses pembelajaran sesuai kebutuhan.[12]
3.    Lebih mengakomodir keragaman kebutuhan dan sumberdaya pendidikan yang tersedia.
Maka dengan perubahan paradigma kurikulum tersebut membawa implikasi terhadap paradigma penilaian maka dari itu guru dibuat untuk memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik konseptual/praktikal, dalam bidang evaluasi pembelajaran, untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.
Dalam salah satu perbedaan mendasar dari KBK dan kurikulum 94 adalah pada cara evaluasinya, kalau kurikulum 94 menekankan aspek kognitifnya yakni dengan ujian tulis, tapi dalam KBK harus dapat menilai semua aspek kognitif, afektif, psikomotorik.[13]
             Di dalam KBK dikenal dengan penilaian berbasis kelas, evaluasi ini menyeluruh dari awal sampai akhir, mulai dari pemahaman sampai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan tes/non tes. Dalam portofolio yang meliputi hasil ulangan tugas-tugas terstruktur perilaku harian peserta didik.
             Karena mereka sadar bahwa kekeliruan pendidikan di Indonesia pada kurikulumnya. Maka dengan KBK ini akan melatih siswa dalam:
  1. Mengungkapkan pemahaman  tentang Al Qur’an Hadits dengan kalimatnya sendiri baik lisan/tulisan.
  2. Menyatakan gagasan khusus yang berhubungan dengan Al Qur’an Hadits sehingga tumbuh penghayatan dan  pengamalan keagamaan.
  3. Mengembangkan ketrampilan fungsional Al Qur’an Hadits (sosial, proses, praktis dalam interaksi dengan lingkungan sosial).
  4. Menggunakan lingkungan dan media belajar Al Qur’an Hadits.
  5. Menugaskan siswa untuk ikut kegiatan keagamaan baik disekolah, rumah, masyarakat[14]   yang diharapkan bisa mengurangi krisis moral siswa.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
   1) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Kognitif dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits
   2) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Afektif dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits.
   3) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Psikomotorik dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits.
2. Pembatasan Masalah
1) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Kognitif dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits
2) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Afektif dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits.
3) Penilaian Berbasis Kelas Bidang Psikomotorik dalam Pembelajaran                   Al Qur’an Hadits.
Masalah tersebut dipilih sebagai masalah utama atau inti, mengingat tujuan utama dalam skripsi ini adalah untuk mengukur sampai sejauh manapelaksanaan penilaian bidang kognitif, afektif dan psikomotorik berbasis kelas dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits khususnya di MI Darul ulum Kandangan Srengat Blitar.
3. Rumusan Masalah
a.    Bagaimana pelaksanaan penilaian berbasis kelas bidang kognitif dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Darul Ulum Kandangan Srengat Blitar?
b.    Bagaimana pelaksanaan penilaian berbasis kelas bidang afektifdalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Darul Ulum Kandangan Srengat Blitar?
c.    Bagaimana pelaksanaan penilaian berbasis kelas bidang psikomotorik dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Darul Ulum Kandangan Srengat Blitar?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penilaian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
a.       Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian berbasis kelas  bidang kognitif dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits di MI  Darul Ulum Kandangan Srengat Blitar.
b.      Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian berbasis kelas bidang afektif dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits di MI Darul ulum Kandangan Srengat Blitar.
c.       Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian berbasis kelas bidang psikomotorik  dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits di MI Darul ulum Kandangan Srengat Blitar.
2.Manfaat Penelitian
 Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaatnya antara lain:
a.Bagi Penulis
Karena penulis sebagai calon guru diharapkan penelitian ini penulis dapat menerapkan penilaian berbasis kelas dalam pengajaran nanti.
b.    Bagi Guru
Diharapkan dengan penelitian ini menjadikan acuan dalam   mengadakan penelitian.
D. Penegasan Istilah Dalam Judul
Untuk mempermudah pembahasan edalam penulisan skripsi ini maka perlu adanya penegasan istilah dalam judul sebagai berikut:
a.    Penegasan Konseptual
Penilaian berbasis kelas adalah aktifitas untuk menentukan nilai pada suatu mata pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan proses dan hasil belajar, bakat, minat, sikap dan kepribadian peserta didik.
b.   Penegasan Operasional
Penilaian berbasis kelas dalam pengajaran Al Qur’an Hadits adalah proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan bukti autentik akurat konsisten serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits yang dikenakan mulai pernyataan yang jelas tentang standar yag harus, dan telah dicapai disertai peta kemajuan belajar peserta didik dan laporannya.

E. Sistematika Pembahasan
Untuk memahami isi pembahasan berikut ini dikemukakan sistematikanya. Bagian preliminaries terdiri dari judul penelitian, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar tabel.
Bagian teks terdiri dari V Bab, Bab I adalah pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi, pembahasan, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, sistematika pembahasan.
Bab II adalah landasan teori meliputi: pengertian penilaian berbasis kelas, penilaian berbasis kelas bidang kognitif dalam pembelajaran Al Qur’a Hadits, penilaian berbasis kelas bidang afektif dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits, penilaian berbasis kelas bidang psikomotorik dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
Bab III adalah metodologi penelitian. Meliputi: pola dan jenis penelitian, populasi, sampling dan sample penelitian dat, sumber data, variable, desain penelitian, dan pengukurannya, teknik dan instrument pengumpulan data, teknik analisa data.
Bab IV adalah hasil penelitain meliputi: deskripsi singkat obyek penelitian, penyajian dan analisa data.
Bab V adalah penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran, penelitian skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.




[1] Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia ( Jogja Ar Ruzz, 2005) hlm 14
[2] HAR Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional ( Jakarta: Rieneka Cipta, 2004) hlm 1
[3] Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis ( Jakarta : Kencana 2004 ) hal 2
[4] Ibid, hal 10
[5] Sutrisno, Revolusi Pendidikn Indonesia (Jogjakarta : Ar Ruzz 2005 hal 29
[6] Har Tiaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional (Nasional, Binek Cipta, 2004 ) hal 5
[7] Beni Setiawan, www.sekolah indonesia.com
[8] Mansour Faqih, Jalan Lain ( Jogja : Pustaka Pelajar,2002 ) 111
[9] Sutrisno, Revolusi Pendidikn Indonesia (Jogjakarta : Ar Ruzz 2005 hal 37
[10] Ibid, hal 15
[11] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK (Jakarta : Kencana,2005) hal 7
[12] Sutrisno, Revolusi Pendidikn Indonesia (Jogjakarta : Ar Ruzz 2005 hal 57
[13] Ibid,  hal 17
[14] Ibid, Hal 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar