Hari Pertamaku di Bali
Matahari mulai
menampakkan sinarnya. Tiba lah rombongan karya wisata di Tanah Lot Bali. Suhu yang
dingin membuatku malas untuk membuka kedua mataku. Suara dalam bus mulai gaduh.
Terpaksa, aku harus bangun. Ku ambil ransel ku yang berisi peralatan untuk
mandi dan juga mukena ku. Aku punberanjak keluar bus dan mencari kamar mandi.
Setelah mandi, ganti baju dan juga sholat, aku pun kembali kedalam bus.
Saat aku masuk kedalam bus, kulihat
ada beberapa temanku yang masih tidur. Aku pun membangunkan mereka. Mereka
hanya membuka kedua matanya tanpa berfikir untuk cepat-cepat mandi. Aku hanya
bisa menggelengkan kepala. Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB. Pembina bus
menyuruh aku dan teman-temanku untuk beranjak keluar bus.
Pembina bus memberikan petunjuk arah
menuju ke pantai Tanah Lot. Aku dan teman ku pun mengikuti petunjuk arah yang
dikatakan pembina bus. Di perjalanan, aku berfoto-foto bersama teman-temanku.
Sesampai di pantai, aku tertegun melihat
pantai Tanah Lot tersebut. Pantai yang bersih dan terawat. Ombaknya pun cukup
tinggi. Selain itu, disana terdapat pura yang dikelilingi air laut. Saat
air laut surut, dibawahnya terdapat goa kecil. Didalam goa tersebut terdapat
air tawar yang dipercaya untuk
mensucikan diri dari dosa yang pernah kita perbuat. Aku tak percaya dengan
mitos tersebut, tapi temanku banyak yang minum dan membasuh wajahnya dengan air
tersebut. Aku pun ikut meminum dan membasuh muka dengan air tersebut. Aneh
rasanya, masak sih pura yang berada di tengah laut didalamnya terdapat air
tawar. Aku berfikir, mungkin karena itu air dalam pura tersebut dianggap air
suci. Tak lupa, aku dan teman-temanku mengabadikan dengan berfoto-foto disana.
Tempat yang dikunjungi bukan hanya
Tanah Lot saja. Pada siang
hari, rombongan karya wisata mengunjungi pantai Kuta. Ombak nya tak terlalu
tinggi. Disana juga banyak turis dari mancanegara. Teman laki-laki ku tertegun.
Bagaimana tidak, turis-turis tersebut hanya memakai pakaian dalam. Aku dan teman-temanku
pun tertawa terbahak-bahak.
Kedua bola mataku tertuju pada
pasangan turis yang lewat. Yang pria tampan, yang perempuan pun cantik. Dilihat
dari wajahnya, sepertinya pasangan turis tersebut adalah warga Jepang. Dengan
modal berbahasa inggris yang telah kupersiapkan dari rumah, aku pun
memberanikan diri untuk berbincang-bincang dengan turis tersebut. Dugaan ku
benar, turis tersebut berasal dari Jepang. Setelah perbincangan pendek dengan
turis tersebut, aku meminta turis tersebut untuk berfoto denganku. Turis
teersebut bersedia untuk berfoto denganku. Setelah berfoto, turis teersebut
pergi.
Di tepi pantai Kuta seperti ini,
kurang lengkap rasanya jika tidak bermain air di pantai. Aku dan teman ku pun
mendekati ombak. Sesekali jika terdapat
ombak yang besar, aku dan temanku berlari ke tepi pantai. Tapi sial, kali ini
aku gagal. Ombakk yang cukup tinggi berhasil meembuatku basah kuyup. Bukan
hanya aku. Ervina, April, Indah, dan Sita pun ikut basah kuyup. Oh tidak, aku
pun teringat jika handphone
ku ada didalam saku bajuku. Aku pun berlari ke tepi pantai. Aku mengeluarkan
Handphone ku dan berusaha mengeringkannya. Setelah ku rasa handphone ku sudah
kering, aku menitipkannya kepada Hana, temanku yang hanya duduk di tepi pantai.
Tak
memperdulikan handphone entah rusak atau tidak, aku dan kawan-kawanku kembali
mendekati ombak. Kali ini aku dan teman-temanku tak perduli jika ada ombak
besar karena baju kami sudah terlanjur basah. Matahari mulai terbenam, aku dan
teman-temanku yang dalam keadaan basah kuyup kedinginan. Aku dan kawan-kawanku
pun mencari kamar mandi dan mandi disana. Setelah itu, kami kembali ke pantai
untuk menyaksikan matahari terbenam. Setelah itu, rombongan karya wisata
kembali menempuh perjalanan menuju Hotel untuk menginap. Senang rasanya bisa
menyaksikan indahnya Tanah Lot Bali serta Pantai Kuta. Selain itu, aku bisa
berbincang-bincang dengan turis walaupun Bahasa Inggrisku belum baik dan benar.
Sungguh hari itu adalah hari pertama di Bali yang mengesankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar