Rabu, 19 Oktober 2016

BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN

  1. HASIL PENEITIAN
                        Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian berupa hasil penelitian ulangan harian sebagai hasil tes. Hasil non tes berupa pengamatan, hasil wawancara dan melalui angket.

  1. HASIL PENELITIAN SIKLUS 1
1.       Hasil Penelitian Ulangan Haarian Siklus 1
Setelah mengikuti pembelajaran materi unggah-ungguh basa dengan meneerapkan strategi pembelajaran sort card pada siklus 1 hasil ulangan harian seperti tergambar dalam table:
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus 1
Nilai
Jumlah Anak
Presentase
90 – 100
80 – 90
70 – 80
60 – 70
4
3
7
3
23,5
17,7
41,1
17,7
Jumlah
17
100

Pada table 1 di atas dapat dilihat, penerapan strategi pembelajaran sort card dengan penjelasan materi secara garis besar ternyata membuat siswa kurang bisa memahami materi unggah-ungguh basa dengan baik, terbukti siswa yang belum menguasai kompetensi dasar atau belum tuntas dengan nilai antara 60 – 70 berjumlah 3 anak atau 17,7 %. Standar kelulusan untuk mata pelajaran Bahasa Jawa adalah 6,5, berarti disini masih ada anak yanmg mendapat nilai minimal dengan nilai antara 70 – 80 berjumlah 7 anak atau sebanyak 41,1 %. Sedangkan anak yang sudah mendapat nilai ketuntasan antara 80 – 90 sejumlah 3 anak atau sebanyak 17,7%. Dan anak yang mendapat nilai maksimal sejumlah 4 siswa atau sebanyak 23,5 %. Kesimpulan dari ulangan harian pada siklus satu masih ada 3 anak atau sebanyak 17,7 % siswa yang belum mampu mamahami materi unggah-ungguh basa dengan baik.

2.       Hasil Non Tes Siklus 1
a.       Hasil pengamatan
b.      Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus satu, diperolah dari lembar pengamatan yang mencakup materi:
1.      Kehadiran
2.      Membaca referensi
3.      Kecepatan dalam mengkategorikan kartu
4.      Hasil mengkategorikan kartu dalam kelompoknya.
Hasil dari pengamatan yang dilakukan, pada saat ada perintah untuk membaca materi yang bertujuan agar bisa lebih memahami tentang unggauh-ungguh basa, ternyata siswa lebih suka berbicara dengan teman-temannya sehingga pada saat strategi diterapkan dan kartu dibagikan siswa merasa kesulitan untuk mengkategorikan kartu sesuai dengan kelompoknya. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengamatan ternyata sejumlah 3 anak atau sebanyak 17,7% masih belum benar dalam memasuki kelompok kategori kartunya. Dan untuk yang lainnya, yang mana ini menunjukkan bahwa kurang fahamnya terhadap materi membuat anak bingung dalam memasuki kelompoknya.
c.       Hasil wawancara
               Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui hambatan dan kemudahan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran materi unggah-ungguh basa dengan penerapan strategi sort card.
Tabel 2: Hasil Ulangan Harian Siklus 2
Nilai
Jumlah Anak
Presentase
90 – 100
80 – 90
70 – 80
60 – 70
5
7
3
2
29,5
41,1
17,7
11,7
Jumlah
17
100


            Hasil penilaian pada siklus 2 dapt kita lihat pada table di atas. Setelah perbaikan pada siklus ini dapat silihat bahwa adanya peningkatan siswa dalam pencapaian hasil penilaian, terbukti pada siklus ini hanya ada 2 siswa atau 11,7 % dari seluruh siswa yang belum tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang mendapatkan nilai minimal dengan nilai anatara 70 – 80 sebanyak 3 anak atau 17,7% dan sudah ada peningkatan yang baik dibanding dengan hasil nilali ulangan pada siklus 1. Siswa yang tuntas dalam belajar denan nilai 80 – 90 sejumlah 7 anak atau sebanyak 41,1 %. Dan siswa yang mendapatkan nilai maksimal yaitu  
Antara 90 – 100 sejumlah 5 anak atau sebanyak 29,5 %. Bila dilihat dari tabel di atas kita dapat mengetahui ada peningkatan yang cukup baik dalam hal hasil nilai ulangan harian. Dengan demikian dapat kita katakana bahwa penerapan strategi pembelajaran sort card dengan metode ceramah dan Tanya jawab membuat siswa lebih bisa menguasai materi dan pencapaian hasil evaluasi bisa maksimal.
2. Hasil Non Tes Siklus 2
            a. Hasil Pengamatan
            Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 sama dengan yang dilakukan pada siklus 1 yang mengadakan dengan materi: 1) kehadiran siswa, 2). Membaca referensi, 3). Kecepatan mengkategorikan kartu, 4). Hasil mengkategorikan kartu.
Dari hasil pengamatan siklus ini dapat dilihat, penyampaian materi yang didahului menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kemudian dilanjutkan penerapan strategi pembelajaran sort card membuat siswa senang, tidak bosan dan lebih memahami materi.Hal ini bisa terlihat kesiapan siswa dalam penguasaan siswa ketika sort card diterapkan, mereka tidak lagi bingung menentukan kelompok  yang kategori kartunya sama dan hanya ada satu siswa yang tertinggal dalam memasuki kelompoknya. Dengan demikian dapat dikatakan melalui metode ceramah dan tanya jawab serta penerapan strategi sort card sebanyak 10 siswa atau sejumlah 88,3 % pemahaman siswa mengenal materi yang disampaikan guru dapat dikuasai dengan baik.
            b. Hasil Wawancara
            Hasil wawancara pada siklus 2 menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, saat pertama disampaikan siswa dengan antusias mengikuti materi, tapi lama kelamaan siswa mulai bosan dan mengantuk. Untuk selanjutnya begitu guru menyampaikan materi dengan penerapan strategi sort card siswa bersemangat kembali bahkan mereka mulai mengkondisikan dirinya untuk mengikuti permainan. Saat kartu dibagikan mereka begitu bersemangat untuk mencari kawan yang kategori kartunya sama dengan dirinya. Dan hasilnya ternyata kecepatan dan kebenaran dalam mengkategorikan kartu telah diberikan guru lebih dikuasai siswa dari pada pelaksanaan pada siklus 1.
c. Hasil Angket
Hasil angket diperoleh dari angket yang telah diberikan kepada 17 siswa. Dari angket tersebut sebanyak 9 siswa menyatakan dalam proses belajar mengajar sangat menyenangkan, tidak membosankan dan materi mudah dipahami jika menggunakan sort card. Sedangkan 2 siswa menyatakan lebih suka menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja dalam pembelajaran.
Dengan demikian dapt disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran sort card telah memudahkan siswa dalam memahami materi, proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Dan hal ini harus didukung dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawa untuk menjelaskan materi kepada siswa.

Dan dairi hasil angket ini juga dapat diketahui bahwa siswa mengharapkan kepada guru untuk selalu menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran sehingga guru tidak selalu monoton dalam menyampaikan materi yang bisa membuat siswa bosan terhadap pelajaran yang disampaikan guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar